BAB
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Pengetahuan
masyarakat akan pentingnya menggunakan garam beriodium masih kurang. Hal ini
terbukti dari gangguan akibat kekurangan iodium ( GAKI ) yang memiliki angka
prevalansi yang cukup tinggi di Indonesia. Kekurangan iodium atau yang disebut GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran
kelenjar gondok dan hipotiroidi, GAKI juga merupakan masalah gizi
yang menjadi faktor penghambat pembangunan sumber daya
manusia karena dapat menyebabkan terganggunya
perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak-anak.
Selain
pengetahuan akan pentingnya penggunaan garam beriodium dalam kehidupan,
masyarakat pun perlu dibekali pengetahuan bagimana cara mengetahui garam
beriodium yang benar dan pengolahan garam beriodium yang baik. Hal ini perlu
dilakukan karena masih ada masyarakat yang belum mengetahui garam beriodium
yang memang benar garam beriodium dan masyarakat ternyata masih awam akan
penggunaan garam beriodium yang baik. Masyarakat kita cenderung menambahkan
garam ketika sedang memasak makanan, padahal hal itu tidak benar karena dapat
menurunkan kadar iodium di dalam garam. Karena masalah – masalah yang penulis
jabarkan diatas melatarbelakangi penulis dalam penulisan makalah in
1.2 Tujuan
Dengan disusunnya makalah ini, penulis dapat
menuangkan apa pun yang berhubungan dengan garam beryodium, sehingga makalah
ini dapat berguna bagi pembaca.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a. Menyelesaikan
tugas makalah tentang gizi seimbang
b. Menjelaskan
pengertian garam beriodium
c. Menjelaskan
akibat kekurangan garam beriodium
d. Menjelaskan gangguan akibat kekurangan iodium
(gaki)
e. Menjelaskan
manfaat garam beriodium secara umum
f. Menjelaskan
ciri-ciri garam beriodium yang baik dan benar
g. Sebagai pengetahuan
untuk para pembaca
h. Sebagai
informasi untuk para pembaca
1.3 Ruang
Lingkup
Dalam makalah ini diuraikan dan dijelaskan mengenai “Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) 5: Gunakan Garam Beriodium”. Selain itu, diterangkan pula faktor-faktor dan penyebab dari masalah kekurangan garam beriodium serta beberapa hal mengenai garam beriodium yang terdapat dalam makalah ini.
Dalam makalah ini diuraikan dan dijelaskan mengenai “Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) 5: Gunakan Garam Beriodium”. Selain itu, diterangkan pula faktor-faktor dan penyebab dari masalah kekurangan garam beriodium serta beberapa hal mengenai garam beriodium yang terdapat dalam makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Garam Beriodium
Garam beriodium merupakan istilah yang biasa
digunakan untuk garam yang telah diperkaya atau telah mengalami fortifikasi /
penambahan dengan KIO3 (Kalium Iodat) yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam
konsumsi harus memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) antara lain mengalami
penambahan KIO3 (Kalium Iodat) sebesar 30 – 80 ppm (Depkes RI,
2000). Penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia.
2.2
Gangguan
Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Gangguan
akibat kekurangan iodium adalah kekurangan gizi yang masih menjadi polemik di
Indonesia. GAKI mempunyai bermacam-macam efek yang serius pada kesehatan
seperti gondok, kretin, gangguan perkembangan kognitif dan pertumbuhan yang
tidak dapat diperbaiki, kematian bayi, berat bayi lahir rendah, dan kematian
pada saat lahir.
2.2.1 Prevalensi
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
WHO, UNICEF
dan International Coordinating Committee on Iodine Deficiency Disorders
(ICCIDD) mengklasifikasikan dari 191 negara, 68.1 % dengan masalah GAKI, 10.5%
sudah dapat mengatasi masalah GAKI dan sisanya tidak diketahui masalah besarnya
masalah GAKI (Allen and Gillespie, 2001). Prevalensi secara nasional pada tahun
1980 sekitar 30% menurun menjadi 9.8% pada tahun 1998. Namun prevalensi pada
propinsi-propinsi tertentu masih cukup tinggi, misalnya di NTT 38.1%, Maluku
33.3%, Sulawesi Tenggara 24.9%, dan Sumatra Barat 20.5%. Propinsi NTT dan
Maluku dikategorikan mempunyai masalah GAKI yang berat, Sulawesi Tenggara dan
Sumatra Barat dikategorikan mempunyai masalah GAKI sedang, sedangkan
propinsi-propinsi yang lain mempunyai masalah GAKI ringan atau tidak mempunyai
masalah GAKI (Direktorat Gizi Mayarakat, 2003).
2.2.2 Penyebab
Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Penyebab
utama GAKI adalah karena air, makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan
binatang pada daerah tertentu sedikit mengandung iodium. Iodium yang terdapat
pada tanah tersebut tercuci oleh gletsier, banjir atau hujan. Kekurangan iodium
dapat disebabkan oleh banjir, sebagai contoh di sepanjang sungai Gangga di
Banglades dan India. Pada daerah ini terjadi defisiensi kekurangan iodium yang
endemik karena air, tanaman dan binatang yang hidup disini sedikit mengandung iodium.
Penyebab lain dari kekurangan iodium adalah banyak makanan yang dikonsumsi di
negara-negara berkembang mengandung zat goitrogenik yaitu suatu zat yang
menghambat penyerapan iodium oleh tiroid. Contohnya adalah zat goitrogenik yang
terdapat didalam ubi kayu, untuk menghilangkan zat tersebut ubi kayu harus
direndam dahulu di dalam air. Di Sarawak Malaysia, konsumsi ubi kayu
berhubungan dengan kejadian gondok dan kretin. Beberapa zat gizi diindikasikan
berhubungan dengan kekurangan iodium yaitu selenium dan besi. Selenium
merupakan komponen yang penting untuk enzim yang merubah tiroksin (T3) menjadi
triiodotironin (T4), sehingga kekurangan selenium dan iodium dapat menyebabkan
gondok. Kekurangan besi dapat menyebabkan kerusakan metabolisme hormon tiroid,
sehingga orang yang menderita gondok dan anemia kurang responsif jika diberikan
iodium.
2.2.3 Konsekuensi
dari Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Beberapa
konsekuensi dari kekurangan Iodium adalah kretin, gondok, kerusakan
perkembangan kognitif yang tidak dapat diperbaiki, meningkatkan angka kesakitan
dan kematian.
1) Kretin
Kretin
adalah hasil dari kekurangan Iodium selama kehamilan, yang mempengaruhi fungsi
tiroid janin. Kerusakan otak janin diperkirakan terjadi ketika kekurangan
Iodium pada trisemester I kehamilan. Ciri-ciri kretin karena kerusakan saraf
adalah kemampuan kognitif yang rendah, tuli, dan ganguan bicara.
2) Gondok
Gondok
merupakan pembesaran kelenjar tiroid pada leher. Gondok biasanya tidak
menyakitkan, namun adanya gondok menunjukkan bahwa sedang terjadi kerusakanlain
dari kekurangan Iodium.
3) Kerusakan
fungsi kognitif.
Kekurangan iodium merupakan penyebab nomor
satu kerusakan otak dan kemunduran mental yang sebenarnya dapat dicegah. Masalahnya
berkisar dari perubahan saraf sampai kerusakan fungsi kognitf. Hasil dari meta
analisis dari 18 penelitian yang meliputi 2214 subjek menunjukkan ratarata
kognitif dan psikomotor anak-anak yang kekurangan Iodium lebih redah 13.5 IQ
poin dibandingkan anak yang normal. Masalahnya diperberat dengan lingkungan
yang terdiri dari orang-orang tidak cerdas, apatis, tidak ada motivasi sebagai
akibat dari kekurangan Iodium.
4) Meningkatkan
kesakitan dan kematian.
Kekurangan
Iodium pada masa hamil berhubungan dengan kejadian bayi lahir mati, aborsi dan
kelainan congenital.
Program
iodisasi garam merupakan program jangka panjang untuk pencegahan dan penanggulangan
Ganguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ) , cara ini dianggap yang paling
sederhana dan aman, karena secara fisiologis memberikan iodium melalui makanan.
Upaya pencegahan itu dilakukan dengan tiga cara :
1. Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular dengan dosis 2 ml. Dosis
1. Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular dengan dosis 2 ml. Dosis
ini diberikan kepada anak-anak dan kepada
ibu usia subur terutama pada ibu hamil.
Penyuntikan ini merupakan upaya pencegahan
sementara karena hanya menyediakan
iodium dalam jangka waktu 6 bulan.
2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KIO3) , tetapi ternyata kurang
2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KIO3) , tetapi ternyata kurang
stabil karena mengalami kerusakan
oksidatif, terutama jika terkena sinar matahari di udara
terbuka. Saat ini digunakan KIO3
yang ditambahkan pada garam dapur (NaCl) dengan
dosis 30.000 mg per kg garam. Penyediaan garam
beriodium ini harus diiringi oleh
penyuluhan kepada masyarakat dan ditopang
oleh peraturan dimana GAKI menjadi
endemik.
3. Suplementasi iodium pada binatang ternak, peningkatan aras iodium meningkat secara
3. Suplementasi iodium pada binatang ternak, peningkatan aras iodium meningkat secara
bermakna dalam air susu dan daging yang
pada gilirannya kelak akan bertindak sebagai
wahana pembawa iodium bagi konsumen.
2.3 Manfaat
Garam Beriodium
Manfaat
penggunaan garam beriodium selain untuk mencegah GAKI (Gangguan Akibat Garam
Iodium) juga memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :
1. Membantu
pemeliharaan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid memiliki peranan yang penting
dalam pengaturan metabolisme dasar tubuh
2. Menjauhkan
kita dari penyakit gondok, gangguan pendengaran, cebol, dan semangat rendah
3. Kandungan
yodium pada garam bisa membantu tubuh memanfaatkan kalori secara optimal
sehingga mencegah penyimpanan lemak secara berlebih
4. Banyak yang tidak
menyadari bahwa garam beriodium bisa membantu tubuh dalam menghilangkan racun
dari dalam tubuh. Racun kimia yang bisa dikeluarkan oleh garam beryodium
diantaranya adalah: flouride, air raksa, dan racun biologis lainnya
5. Garam beriodium
bisa membantu sistem metabolisme tubuh untuk lebih maksimal dalam memanfaatkan
kalsium
6. Kandungan iodium
pada garam merupakan elemen yang penting bagi perawatan rambut.
Karena bila kita kekurangan yodium maka salah satu efeknya adalah rambut yang
rontok. Iodium bisa membantu proses tumbuhnya rambut dengan lebih cepat
7. Garam beriodium
membantu proses petumbuhan normal dan kematangan organ reproduksi. Oleh karena
itu, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi yodium sesuai kebutuhan supaya
pertumbuhan janin bisa berkembang dengan baik
8. Garam beriodium
bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh karena garam beriodium bisa mencegah
perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam perut kita.
2.4
Pengelolaan Garam Beriodium
Masyarakat masih awam akan
pengelolaan garam beriodium dengan baik dan benar. Di bawah ini akan dijabarkan
mengenai penyimpanan, penggunaan, pemilihan, dan mengetahui kadar garam
beriodium.
2.4.1
Penyimpanan garam beriodium
Garam beriodium perlu di simpan :
1) Di bejana atau wadah tertutup
2) Tidak kena cahaya
3) Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk
menghindari penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar
yodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan
yodium.
2.4.2 Penggunaan Garam
Beriodium
Cara penggunaan garam beriodium:
1) Tidak di bumbukan pada sayuran mendidih, tetapi
dimasukkan setelah sayuran diangkat dari tungku, kadar Kalium Iodate (KIO3)
dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
2) Kadar iodium juga akan menurun pada makanan yang
asam, makin asam makanan makin mudah menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
Contoh : Perubahan kadar yang di tambahkan pada
berbagai macam makanan sebelum dan sesudah di panaskan dengan pengukuran yang
dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1. Pengurangan Kadar Iodium (KIO3)
Akibat Proses Pengolahan
Proses perusak terhadap kandungan iodium
1) Merebus (terbuka) kadar iodium hilang ± 50 %
2) Menggoreng kadar iodium hilang ± 35 %
3) Memanggang kadar iodium hilang ± 25 %
4) Brengkesan atau pepesan kadar iodium hilang ± 10 %
2.4.3 Ciri-ciri Pemilihan Garam Beriodium Yang
Baik di Pasaran
Untuk mengetahui apakah
garam yang akan kita beli adalah gaam beriodium atau tidak, berikut penulis
berikan cara pemilihan garam beriodium yang baik di pasaran, antara lain :
1. Berlabel mengandung iodium
2. Berwarna putih bersih.
3. Kering
4. Kemasan baik / tertutup rapat.
2.4.4 Cara mengetahui kadar iodium
dalam garam
Untuk mengetahui kadar iodium
dalam garam dapat dilakukan oleh pengetesan yang dapat dilakukan siapa saja
dengan cara :
a. Dengan Iodida / Test Kit
Caranya:
1) Ambil 1 sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan
yodida.
2) Tunggu beberapa menit sampai terjadi perubahan
warna pada garam dari putih menjadi biru keunguan (pada garam beriodium).
3) Bandingkan dengan warna yang ada pada kit yang
tertera pada kemasan.
b. Dengan parutan singkong.
Bila tidak tersedia test kit atau
cairan iodida, maka ada cara yang
sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi yaitu dengan parutan
singkong.
Caranya :
1) Kupas singkong yang masih segar, kemudian parut dan
peras tanpa air.
2) Tuang 1 sendok perasan singkong parut tanpa di
tambah air ke dalam tempat yang bersih.
3) Tambahkan 4 – 6 sendok teh munjung garam yang akan
diperiksa.
4) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk
sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul biru keunguan berarti
garam tersebut mengandung iodium.
BAB
3
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam beriodium sangatlah
penting dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan konsumsi garam beriodium dapat
menyebabkan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ), GAKI sendiri memiliki
prevalensi cukup tinggi di Indonesia. Beberapa konsekuensi dari GAKI
antara lain kretin, gondok, kerusakan perkembangan kognitif yang tidak dapat
diperbaiki, meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Oleh karena itu perlu
adanya upaya-upaya pencegahan penyebarluasan GAKI. Upaya pencegahan tersebut
dapat berupa penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular,
distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KIO3), suplementasi
iodium pada binatang ternak.
Pentingnya
penggunaan garam beriodium dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan garam beriodium
memiliki manfaat yang cukup kompleks dalam kehidupan antara lain sebagai
berikut : membantu pemeliharaan kelenjar tiroid, menjauhkan kita dari penyakit
gondok, membantu tubuh memanfaatkan kalori secara optimal, membantu tubuh dalam
menghilangkan racun dari dalam tubuh, membantu sistem metabolisme tubuh untuk
lebih maksimal dalam memanfaatkan kalsium, merupakan elemen yang penting
bagi perawatan rambut, membantu proses petumbuhan normal dan kematangan
organ reproduksi, membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Dikarenakan
manfaat dari garam beriodium yang penulis sebutkan diatas, marilah kita
menggunakan garam beriodium. Namun perlu diperhatikan kembali penggunaan garam
beriodium tersebut. Masyarakat perlu diberi pengetahuan mengenai penggunaan
garam neriodium dengan baik dan benar. Agar masyarakat tidak lagi salah dalam
penggunaan garam beriodium.
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat
Bina Gizi Masyarakat.1997.Pedoman Umum
Gizi Seimbang untuk Remaja. Jakarta:Departemen Kesehatan
http://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian-garam-beryodium.html
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/10/12/garam-beryodium/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html
http://www.catatandokter.com/2012/06/manfaat-garam-beryodium.html
Terus terang, saya melihat garam merupakan suatu dilema.
BalasHapusGaram sebenarnya adalah hal yang penting untuk tubuh. Tubuh yang sudah tidak 'kuat' menerima asupan garam harian maka ia perlu untuk mengurangi asupan garam harian tersebut. Sebagian orang gampang menguranginya dan sebagian lagi akan sangat sulit untuk mengaturnya. Untuk itu, artikel http://goo.gl/B4nnj6 pernah memuat, sebagaimana yang saya baca, kalo ada beberapa trik jitu agar mudah mengurangi asupan garam. Makan makanan gorengan selagi hangat adalah satu trik jitu yang bisa dicoba agar mudah mengurangi asupan garam.
BalasHapus