Sabtu, 13 Oktober 2012

PUGS 5 : GUNAKAN GARAM BERIODIUM


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Pengetahuan masyarakat akan pentingnya menggunakan garam beriodium masih kurang. Hal ini terbukti dari gangguan akibat kekurangan iodium ( GAKI ) yang memiliki angka prevalansi yang cukup tinggi di Indonesia. Kekurangan iodium atau yang disebut GAKI (gangguan akibat kekurangan iodium) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia. Selain berupa pembesaran kelenjar  gondok dan hipotiroidi, GAKI juga merupakan masalah   gizi   yang   menjadi   faktor penghambat pembangunan sumber daya manusia   karena   dapat  menyebabkan terganggunya perkembangan mental dan kecerdasan terutama pada anak-anak.
Selain pengetahuan akan pentingnya penggunaan garam beriodium dalam kehidupan, masyarakat pun perlu dibekali pengetahuan bagimana cara mengetahui garam beriodium yang benar dan pengolahan garam beriodium yang baik. Hal ini perlu dilakukan karena masih ada masyarakat yang belum mengetahui garam beriodium yang memang benar garam beriodium dan masyarakat ternyata masih awam akan penggunaan garam beriodium yang baik. Masyarakat kita cenderung menambahkan garam ketika sedang memasak makanan, padahal hal itu tidak benar karena dapat menurunkan kadar iodium di dalam garam. Karena masalah – masalah yang penulis jabarkan diatas melatarbelakangi penulis dalam penulisan makalah in
1.2  Tujuan
Dengan disusunnya makalah ini, penulis dapat menuangkan apa pun yang berhubungan dengan garam beryodium, sehingga makalah ini dapat berguna bagi pembaca.
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
a.     Menyelesaikan tugas makalah tentang gizi seimbang
b.    Menjelaskan pengertian garam beriodium
c.     Menjelaskan akibat kekurangan garam beriodium
d.     Menjelaskan gangguan akibat kekurangan iodium (gaki)
e.     Menjelaskan manfaat garam beriodium secara umum
f.     Menjelaskan ciri-ciri garam beriodium yang baik dan benar
g.    Sebagai pengetahuan untuk para pembaca
h.     Sebagai informasi untuk para pembaca
1.3  Ruang Lingkup
Dalam makalah ini diuraikan dan dijelaskan mengenai “Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) 5: Gunakan Garam Beriodium”. Selain itu, diterangkan pula faktor-faktor dan penyebab dari masalah kekurangan garam beriodium serta beberapa hal mengenai garam beriodium yang terdapat dalam makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Garam Beriodium
Garam beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah diperkaya atau telah mengalami fortifikasi / penambahan dengan KIO3 (Kalium Iodat) yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan. Garam beryodium yang digunakan sebagai garam konsumsi harus memenuhi standar nasional Indonesia (SNI) antara lain mengalami penambahan KIO3 (Kalium Iodat) sebesar 30 – 80 ppm (Depkes RI, 2000). Penambahan ini dikarenakan masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia.
2.2 Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Gangguan akibat kekurangan iodium adalah kekurangan gizi yang masih menjadi polemik di Indonesia. GAKI mempunyai bermacam-macam efek yang serius pada kesehatan seperti gondok, kretin, gangguan perkembangan kognitif dan pertumbuhan yang tidak dapat diperbaiki, kematian bayi, berat bayi lahir rendah, dan kematian pada saat lahir.
2.2.1       Prevalensi Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
WHO, UNICEF dan International Coordinating Committee on Iodine Deficiency Disorders (ICCIDD) mengklasifikasikan dari 191 negara, 68.1 % dengan masalah GAKI, 10.5% sudah dapat mengatasi masalah GAKI dan sisanya tidak diketahui masalah besarnya masalah GAKI (Allen and Gillespie, 2001). Prevalensi secara nasional pada tahun 1980 sekitar 30% menurun menjadi 9.8% pada tahun 1998. Namun prevalensi pada propinsi-propinsi tertentu masih cukup tinggi, misalnya di NTT 38.1%, Maluku 33.3%, Sulawesi Tenggara 24.9%, dan Sumatra Barat 20.5%. Propinsi NTT dan Maluku dikategorikan mempunyai masalah GAKI yang berat, Sulawesi Tenggara dan Sumatra Barat dikategorikan mempunyai masalah GAKI sedang, sedangkan propinsi-propinsi yang lain mempunyai masalah GAKI ringan atau tidak mempunyai masalah GAKI (Direktorat Gizi Mayarakat, 2003).

2.2.2       Penyebab Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Penyebab utama GAKI adalah karena air, makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan binatang pada daerah tertentu sedikit mengandung iodium. Iodium yang terdapat pada tanah tersebut tercuci oleh gletsier, banjir atau hujan. Kekurangan iodium dapat disebabkan oleh banjir, sebagai contoh di sepanjang sungai Gangga di Banglades dan India. Pada daerah ini terjadi defisiensi kekurangan iodium yang endemik karena air, tanaman dan binatang yang hidup disini sedikit mengandung iodium. Penyebab lain dari kekurangan iodium adalah banyak makanan yang dikonsumsi di negara-negara berkembang mengandung zat goitrogenik yaitu suatu zat yang menghambat penyerapan iodium oleh tiroid. Contohnya adalah zat goitrogenik yang terdapat didalam ubi kayu, untuk menghilangkan zat tersebut ubi kayu harus direndam dahulu di dalam air. Di Sarawak Malaysia, konsumsi ubi kayu berhubungan dengan kejadian gondok dan kretin. Beberapa zat gizi diindikasikan berhubungan dengan kekurangan iodium yaitu selenium dan besi. Selenium merupakan komponen yang penting untuk enzim yang merubah tiroksin (T3) menjadi triiodotironin (T4), sehingga kekurangan selenium dan iodium dapat menyebabkan gondok. Kekurangan besi dapat menyebabkan kerusakan metabolisme hormon tiroid, sehingga orang yang menderita gondok dan anemia kurang responsif jika diberikan iodium.

2.2.3       Konsekuensi dari Gangguan Akibat Kekurangan Iodium
Beberapa konsekuensi dari kekurangan Iodium adalah kretin, gondok, kerusakan perkembangan kognitif yang tidak dapat diperbaiki, meningkatkan angka kesakitan dan kematian.
1)     Kretin
Kretin adalah hasil dari kekurangan Iodium selama kehamilan, yang mempengaruhi fungsi tiroid janin. Kerusakan otak janin diperkirakan terjadi ketika kekurangan Iodium pada trisemester I kehamilan. Ciri-ciri kretin karena kerusakan saraf adalah kemampuan kognitif yang rendah, tuli, dan ganguan bicara.
2)     Gondok
Gondok merupakan pembesaran kelenjar tiroid pada leher. Gondok biasanya tidak menyakitkan, namun adanya gondok menunjukkan bahwa sedang terjadi kerusakanlain dari kekurangan Iodium.
3)     Kerusakan fungsi kognitif.
 Kekurangan iodium merupakan penyebab nomor satu kerusakan otak dan kemunduran mental yang sebenarnya dapat dicegah. Masalahnya berkisar dari perubahan saraf sampai kerusakan fungsi kognitf. Hasil dari meta analisis dari 18 penelitian yang meliputi 2214 subjek menunjukkan ratarata kognitif dan psikomotor anak-anak yang kekurangan Iodium lebih redah 13.5 IQ poin dibandingkan anak yang normal. Masalahnya diperberat dengan lingkungan yang terdiri dari orang-orang tidak cerdas, apatis, tidak ada motivasi sebagai akibat dari kekurangan Iodium.
4)     Meningkatkan kesakitan dan kematian.
Kekurangan Iodium pada masa hamil berhubungan dengan kejadian bayi lahir mati, aborsi dan kelainan congenital.
2.2.4       Pencegahan dan Penanggulangan GAKI
Program iodisasi garam merupakan program jangka panjang untuk pencegahan dan penanggulangan Ganguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ) , cara ini dianggap yang paling sederhana dan aman, karena secara fisiologis memberikan iodium melalui makanan. Upaya pencegahan itu dilakukan dengan tiga cara :
1. Penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular dengan dosis 2 ml. Dosis
    ini diberikan kepada anak-anak dan kepada ibu usia subur terutama pada ibu hamil.  
    Penyuntikan ini merupakan upaya pencegahan sementara karena hanya menyediakan
    iodium dalam jangka waktu 6 bulan.
2. Distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KIO3) , tetapi ternyata kurang
    stabil karena mengalami kerusakan oksidatif, terutama jika terkena sinar matahari di udara
    terbuka. Saat ini digunakan KIO3 yang ditambahkan pada garam dapur (NaCl) dengan
    dosis 30.000 mg per kg garam. Penyediaan garam beriodium ini harus diiringi oleh
    penyuluhan kepada masyarakat dan ditopang oleh peraturan dimana GAKI menjadi
    endemik.
3. Suplementasi iodium pada binatang ternak, peningkatan aras iodium meningkat secara
    bermakna dalam air susu dan daging yang pada gilirannya kelak akan bertindak sebagai
    wahana pembawa iodium bagi konsumen.

2.3    Manfaat Garam Beriodium
Manfaat penggunaan garam beriodium selain untuk mencegah GAKI (Gangguan Akibat Garam Iodium) juga memiliki manfaat sebagai berikut yaitu :
1.     Membantu pemeliharaan kelenjar tiroid, kelenjar tiroid memiliki peranan yang penting dalam pengaturan metabolisme dasar tubuh 
2.     Menjauhkan kita dari penyakit gondok, gangguan pendengaran, cebol, dan semangat rendah
3.     Kandungan yodium pada garam bisa membantu tubuh memanfaatkan kalori secara optimal sehingga mencegah penyimpanan lemak secara berlebih
4.     Banyak yang tidak menyadari bahwa garam beriodium bisa membantu tubuh dalam menghilangkan racun dari dalam tubuh. Racun kimia yang bisa dikeluarkan oleh garam beryodium diantaranya adalah: flouride, air raksa, dan racun biologis lainnya
5.     Garam beriodium bisa membantu sistem metabolisme tubuh untuk lebih maksimal dalam memanfaatkan kalsium
6.     Kandungan iodium pada garam  merupakan elemen yang penting  bagi perawatan rambut. Karena bila kita kekurangan yodium maka salah satu efeknya adalah rambut yang rontok. Iodium bisa membantu proses tumbuhnya rambut dengan lebih cepat
7.     Garam beriodium membantu proses petumbuhan normal dan kematangan organ reproduksi. Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengkonsumsi yodium sesuai kebutuhan supaya pertumbuhan janin bisa berkembang dengan baik
8.     Garam beriodium bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh karena garam beriodium bisa mencegah perkembangbiakan bakteri yang merugikan di dalam perut kita.
2.4    Pengelolaan Garam Beriodium
Masyarakat masih awam akan pengelolaan garam beriodium dengan baik dan benar. Di bawah ini akan dijabarkan mengenai penyimpanan, penggunaan, pemilihan, dan mengetahui kadar garam beriodium.
2.4.1       Penyimpanan garam beriodium
Garam beriodium perlu di simpan :
1) Di bejana atau wadah tertutup
2) Tidak kena cahaya
3) Tidak dekat dengan tempat lembab air, hal ini untuk menghindari penurunan kadar yodium dan meningkatkan kadar air, karena kadar yodium menurun bila terkena panas dan kadar air yang tinggal akan melekatkan yodium.
2.4.2 Penggunaan Garam Beriodium
Cara penggunaan garam beriodium:
1) Tidak di bumbukan pada sayuran mendidih, tetapi dimasukkan setelah sayuran diangkat dari tungku, kadar Kalium Iodate (KIO3) dalam makanan akan terjadi penurunan setelah dididihkan 10 menit.
2) Kadar iodium juga akan menurun pada makanan yang asam, makin asam makanan makin mudah menghilangkan KIO3 dari makanan tersebut.
Contoh : Perubahan kadar yang di tambahkan pada berbagai macam makanan sebelum dan sesudah di panaskan dengan pengukuran yang dilakukan di laboratorium adalah sebagai berikut :
http://creasoft.files.wordpress.com/2008/09/aa.jpg?w=450&h=333
Gambar 2.1. Pengurangan Kadar Iodium (KIO3) Akibat Proses Pengolahan
Proses perusak terhadap kandungan iodium
1) Merebus (terbuka) kadar iodium hilang ± 50 %
2) Menggoreng kadar iodium hilang ± 35 %
3) Memanggang kadar iodium hilang ± 25 %
4) Brengkesan atau pepesan kadar iodium hilang ± 10 %
2.4.3 Ciri-ciri Pemilihan Garam Beriodium Yang Baik di Pasaran
Untuk mengetahui apakah garam yang akan kita beli adalah gaam beriodium atau tidak, berikut penulis berikan cara pemilihan garam beriodium yang baik di pasaran, antara lain :
1. Berlabel mengandung iodium
2. Berwarna putih bersih.
3. Kering
4. Kemasan baik / tertutup rapat.
2.4.4 Cara mengetahui kadar iodium dalam garam
Untuk mengetahui kadar iodium dalam garam dapat dilakukan oleh pengetesan yang dapat dilakukan siapa saja dengan cara :
a.     Dengan Iodida / Test Kit
Caranya:
1) Ambil 1 sendok teh garam, lalu tetesi dengan cairan yodida.
2) Tunggu beberapa menit sampai terjadi perubahan warna pada garam dari putih menjadi biru keunguan (pada garam beriodium).
3) Bandingkan dengan warna yang ada pada kit yang tertera pada kemasan.
b.  Dengan parutan singkong.
Bila tidak tersedia test kit atau cairan iodida, maka ada cara yang sederhana dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi yaitu dengan parutan singkong.
Caranya :
1) Kupas singkong yang masih segar, kemudian parut dan peras tanpa air.
2) Tuang 1 sendok perasan singkong parut tanpa di tambah air ke dalam tempat yang bersih.
3) Tambahkan 4 – 6 sendok teh munjung garam yang akan diperiksa.
4) Tambahkan 2 sendok teh cuka, aduk sampai rata, biarkan beberapa menit. Bila timbul biru keunguan berarti garam tersebut mengandung iodium.
BAB 3
KESIMPULAN

Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan garam beriodium sangatlah penting dalam kehidupan sehari-hari. Kekurangan konsumsi garam beriodium dapat menyebabkan Gangguan Akibat Kekurangan Iodium ( GAKI ), GAKI sendiri memiliki prevalensi cukup tinggi di Indonesia. Beberapa konsekuensi dari GAKI antara lain kretin, gondok, kerusakan perkembangan kognitif yang tidak dapat diperbaiki, meningkatkan angka kesakitan dan kematian. Oleh karena itu perlu adanya upaya-upaya pencegahan penyebarluasan GAKI. Upaya pencegahan tersebut dapat berupa penyuntikan depot lipiodol (iodium dalam minyak) intramuskular, distribusi garam dapur yang difortifikasi dengan iodium (KIO3), suplementasi iodium pada binatang ternak.
Pentingnya penggunaan garam beriodium dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan garam beriodium memiliki manfaat yang cukup kompleks dalam kehidupan antara lain sebagai berikut : membantu pemeliharaan kelenjar tiroid, menjauhkan kita dari penyakit gondok, membantu tubuh memanfaatkan kalori secara optimal, membantu tubuh dalam menghilangkan racun dari dalam tubuh, membantu sistem metabolisme tubuh untuk lebih maksimal dalam memanfaatkan kalsium, merupakan elemen yang penting  bagi perawatan rambut, membantu proses petumbuhan normal dan kematangan organ reproduksi, membantu meningkatkan kekebalan tubuh.
Dikarenakan manfaat dari garam beriodium yang penulis sebutkan diatas, marilah kita menggunakan garam beriodium. Namun perlu diperhatikan kembali penggunaan garam beriodium tersebut. Masyarakat perlu diberi pengetahuan mengenai penggunaan garam neriodium dengan baik dan benar. Agar masyarakat tidak lagi salah dalam penggunaan garam beriodium.
DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Bina Gizi Masyarakat.1997.Pedoman Umum Gizi Seimbang untuk Remaja. Jakarta:Departemen Kesehatan
http://www.psychologymania.com/2012/08/pengertian-garam-beryodium.html
http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/10/12/garam-beryodium/
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/08/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.html
http://www.catatandokter.com/2012/06/manfaat-garam-beryodium.html

2 komentar:

  1. Terus terang, saya melihat garam merupakan suatu dilema.

    BalasHapus
  2. Garam sebenarnya adalah hal yang penting untuk tubuh. Tubuh yang sudah tidak 'kuat' menerima asupan garam harian maka ia perlu untuk mengurangi asupan garam harian tersebut. Sebagian orang gampang menguranginya dan sebagian lagi akan sangat sulit untuk mengaturnya. Untuk itu, artikel http://goo.gl/B4nnj6 pernah memuat, sebagaimana yang saya baca, kalo ada beberapa trik jitu agar mudah mengurangi asupan garam. Makan makanan gorengan selagi hangat adalah satu trik jitu yang bisa dicoba agar mudah mengurangi asupan garam.

    BalasHapus